Kamis, 16 Februari 2012

Istiqomah : Srikandhi Gubrak

“Organisasi mahasiswa seharusnya mempunyai nilai jual yang tinggi,mampu memberi wadah bagi akademisi maupun mahasiswa non akademisi. Tidak monoton berfokus pada politik”.

Penampilannya sederhana, berperawakan sedang dengan jilbab yang tak pernah lepas di setiap aktifitasnya. Tutur katanya ramah, terukur tapi terkadang meledak ledak jika berkaitan dengan hal hal sensitif.
Istiqomah. Lebih akrab di panggil mbak Isti. Mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya jurusan Sains kelahiran 17 Agustus 1989 silam ini memiliki se abrek kesibukan di sela sela kuliahnya. Mulai dari aktifitas sosial, ekstrakurikuler, bergabung di organisasi mahasiswa hingga belajar menggeluti dunia usaha.
Berikut wawancara reporter kami, Dainx Komandan Gubrak bersama Mbak Isti via online beberapa waktu yang lalu, Senin 13 Februari 2012.

                  Met siang, mbak Istiqomah...
                  Manggilnya apa nih ?
Siang juga Kang Dainx
Panggil isti saja
Kesibukan apa nih akhir akhir ini ?
KKN
Udah semester berapa ngomong ngomong ?.
Trus di luar urusan kuliah, ngapain aja ?
MAU SEMESTER 8,
Organisasi dan cari2 kerja sampinga
Di organisasi kemahasiswaan ?
Atau apa ?
Iya,
ORMEK.
ORGANISASI MAHASISWA EKSTRA KAMPUS.
Fokus disini dulu
Mbak Isti ini suka berorganisasi. Padahal jarang jarang loh, apalagi perempuan yg suka berkecimpung di dunia aktifis. Apa yg membuat anda tertarik ?
Banyak teman dan banyak pengetahuan.Yaa….gitu deh…
Gerakan mahasiswa, akhir akhir ini seperti melempem. Ibarat paduan suara, suaranya Fals. Berbeda dengan era 98. Kenapa ya ?
Mahasiswa difokuskan pada hal yang berbau akedemik dan interpreneur sehingga wilayah gerakan sosial jarang dilirik.
Kritik untuk para penggiat organisasi kemahasiswaan, apa nih ?
Biar di lirik oleh lebih banyak kaum pelajar...
Organisasi mahasiswa seharusnya mempunyai nilai jual yang tinggi, mampu memberi wadah bagi akademisi maupun mahasiswa non akademisi. Tidak monoton berfokus pada politik. Politik inilah yang sering kali membuat para akademisi enggan berorganisasi. Dirasa tak penting dan mementingkan ego.
Misalnya ?
Organisasi mahasiswa ekstra kampus PMII(Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia) memberi wadah bagi akademisi untuk menunjang prestasi salah satunya lewat program kerja ''diskusi Intelektual''.

Organisasi mampu mengentas kemiskinan, bisa menjadi wadah pemberdayaan mahasiswa,kepedulian sosial dst.
Oh ya, ngomong ngomong mbak Isti banyak konsen di bidang pemberdayaan perempuan.
Emansipasi Perempuan dalam kacamata anda seperti apa ?
Emansipasi itu persamaan hak. Perempuan dan laki2 punya hak yang sama diranah sosial. Sebagai contoh, kalau laki-laki boleh berpolitik, tentu perempuan juga boleh,kalau lelaki punya hak bersekolah, tentu perempuan juga. Lelaki dan perempuan yang membedakan hanya kodrat biologisnya sehingga lelaki dan perempuan bisa beriringan dalam hal apapun. Tentu yang tidak menyalahi kodrat.
Kalau dari segi tekstual keagamaan, relevan nggak ?
Tentu, dalam beragama tidak ada pembeda lelaki dan perempuan.Yang ada adalah hak yang sama. Walaupun kemasannya berbeda.
Oh ya, mbak Isti ini katanya Yatim Piatu (maaf kalau salah). Trus, kuliah yg membiayai siapa ya ?
Batas yatim piatu usia 17 tahun.Usia saya sudah diatas 20 tahun,kurang pas kalau dikatakan yatim piatu.
Saya mengajukan beasiswa ke PEMKAB Lamongan,kebetulan ada dana 20% dari pemerintah setempat untuk pendidikan perguruan tinggi negri selama 4 tahun. Pengajuan saya diterima karena Saya memenuhi keteria beasiswa .Selain itu beasiswa dari kakak saya, sumbangan dari guru dan hasil lobi-lobi pihak kampus buat keringanan biaya kuliah.
Selain, itu katanya anda punya usaha kecil kecilan untuk menopang hidup. Bisa cerita nggak ?
Oh, itu cuma desakan uang saku saja. Saya tipe pekerja yang cepat bosen. Kalau sudah capek dan pendapatan tetap kecil saya segera pindah ke usaha lain. Pertama saya mencoba bisnis kuliner,kebetulan saya hobi masak. Dengan modal kurang lebih 35000 saya belanjakan usus dan bahan-bahannya. Tiap satu tusuk saya jual Rp.500,saya jual di warung-warung makanan terdekat. Dan alhamdulillah tidak laris dan penghasilan bersih cuma 6500. Sehingga aku alih ke makanan lain,yakni ''kue gabin''.Tidak bertahan lama akhirnya aku vakum.
Semester selanjutnya(lupa semester berapa),saya mengambil SKS(Sistem Kredit Semester) sedikit. Saya mulai gabung LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) dan kerja disebuah perpustakan kecil swasta.
Dari LBB,ada masalah dengan pihak pengelolanya mengenai honor, dan masalah lain yang menyangkut kepercayaan,sehingga cuma satu bulan an.
Di perpustakaan swasta,ada miskomunikasi antar karyawan maslah gaji dan masalah lain tentang asmara.Saya pun minta keluar.
Baru setelah itu,saya sharing sama senior organisasi di PMII mengenai keuangan saya ,kebetulan beliau lagi bisnis jualan baju muslimah. Beliaupun menawari. Saya ikut usaha tersebut dengan modal kepercayaan. Dan pada akhirnya pakaian muslimah tersebut saya jualkan di kampus ke pihak dosen dan karyawan,sehingga laris manis. Dari penjualan ini saya ambil untungnya tidak terlalu tinggi. Tp lumayan buat kantongku. Di usaha ini saya dapat hambatan yakni jarak dan pelanggan. Jarak saya dengan seniorku lumayan jauh,saya kesulitan karena tidak punya kendaraan. Fokus saya pada dosen dan karyawan sehingga stok yang sedikit dan pelanggan yang tetap membuat saya berhenti.
Selain itu saya membuka les privat,dengan berbagai mata pelajaran tingkat Sekolah. Saya memberi pelayanan dengan biaya perbulan sangat manusiawi sehingga banyak yang minat.Prestasi disekolahnyapun meningkat.
Setelah kurag lebih 2 tahun,saya menemukan kendala. Kendalanya, ketika adik didik saya pindah sekolah luar daerah,saya kesulitan cari adik didik lagi. Saya pun vakum dalam dunia mendidik.
Saya putar otak untuk mendapat penghasilan lain(walau tau keuntungan sedikit) yakni dengan menjadi agen pulsa. Baru satu bulan ini berjalan. Dan Saya segera menjadi pensiunan agen pulsa.
Tapi nggak kapok terjun di dunia usaha khan ?
Tentu tidak,bahkan saya pengen terjun lebih fokus dan lebih mendalam.Menghilangkan rasa bosan dan sukses.
Anda bergabung di Gubrak. Dan menjadi salah satu relawan Sms Bangun Subuh.
Apa harapan anda untuk GUBRAK ke depan ?
Harapan saya, Gubrak bisa menjadi ajang membangun semangat persaudaraan dan kebinekaan. Terus istiqomah dan bias eksis di dunia nyata. Jadi sms subuh nggak sekedar sms. Tapi bisa di implementasikan oleh anggotanya.
Maaf, keluar dari konteks,
Ngomong ngomong mbak Isti udah punya pacar belum ?

Kalau pacar dunia maya sih banyak,tapi sifatnya sebagai sensasi.Yang nyata belum ada yang ''klik'' sehingga saya masih jomblo. Wkwkwkwk…..!!!!



o        BIODATA DIRI

Nama : Istiqomah
Alamat : Jl.Mulyorejo Tengah g Salim NO.5 Surabaya
TTL : Lamongan,17 Agustus 1989
Pendidikan : -TPQ Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 1996-2003
-Diniyah Ar-Rahman Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 2004-2008
-TK Muslimat Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 1994
-PEC (Piramid English Course) Pare Kediri 2009
-MI Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 1996
-MTs Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 2002
-MAS Darul Ma’arif Payaman-Solokuro-Lamongan 2005
-PTN Universitas Airlangga Surabaya 2008-Sekarang
Organisasi : - Bendahara OSIS MAS Darul Ma’arif
- Staff keputrian Jama’ah Islam Mahasiswa Muslim FSaintek 2008-2009
- Menag HIMAFI Fsaintek 2009-2010
- Staff Div.Pemberdayaan Perempuan PMII Airlangga 2009-2010
- Ketua Div.Pemberdayaan Perempuan PMII Airlangga 2010-2011
- Ketua Rayon Kampus C PMII Airlangga 2011-Sekarang
- Ketua 1 PMII Airlangga 2011-sekarang
- Partisipan Komisi Perempuan Indonesia Surabaya
- Partisipan SA-KPPD (Kelopmpok Perempuan Pro Demokrasi) Surabaya
Karir : - Penulis/jurnalis buletin ‘’KENDI’’ MAS Darul Ma’arif 2004
- Pengusaha makanan ringan 2010
- Penjual baju/kaos muslimah dan asesoris 2010
- Admin perpustakaan swasta 2011
- Guru privat ‘’Quantum’’ 2009-sekarang
- Agen pulsa 2012
Motto : Kalau perempuan bisa melakukan tak perlu menunggu pria. Begitu sebaliknya. Kerja sama yang baik adalah yang tidak membedakan gender.
Prinsip : Percaya diri adalah sebagian dari percaya pada Tuhan
Hobi : Menyanyi,aksi ,diskusi,makan rujak (pedas,manis dan beraneka).
Asmara : Cinta tak pandang bulu,budi,bobot,bebet dan bibit yang penting saling ‘’klik’’.
Kutipan : ‘’tidak penting apa pun agama/sukumu kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang,orang tidak akan tanya apapun agamamu’’.
‘’ All religions insist on peace. From this we might think that the religious struggle for peace is simple … but it is not. The deep problem is that people use religion wrongly in pursuit of victory and triumph. This sad fact then leads to conflict with people who have different beliefs’’
-KH Abdurrahman Wahid-

Jakarta, 16 Februari 2012

oleh
Dainx Komandan Gubrak

Kamis, 02 Februari 2012

Curhatku pada Temanku

 
oleh : Mohammad Hafidz Atsani
Selama ini ku mencari-cari
Teman yang sejati
Buat menemani
Perjuangan suci

Bersyukur kini pada Mu Ilahi
Teman yang dicari selama ini
Telah ku temui

Dengannya disisi
Perjuangan ini
Tenang di harungi
Bertambah murni kasih Ilahi

Kepada Mu Allah
Kupanjatkan doa
Agar berkekalan kasih sayang kita

Kepada mu teman
Ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pengertian

Telah ku ungkapkan segala-galanya

Selama ini ku mencari-cari
Teman yang sejati
Buat menemani
Perjuangan suci

Bersyukur kini pada Mu Ilahi
Teman yang dicari selama ini
Telah kutemui

(Teman…
Bersamalah kita semaikan persahabatan kita
Dengan keikhlasan
Teruskanlah perjuangan
Pengorbanan mu dan kesetiaan)

Dengannya disisi
Perjuangan ini
Tenang di harungi
Bertambah murni kasih Ilahi

Kepada Mu Allah
Kupohon restu Mu
Agar kita kekal bersatu

Kepada Mu teman
Teruskan perjuangan
Pengorbanan dan kesetiaan

Telah ku ungkapkan segala - galanya

Itulah tandanya
Kejujuran kita
a.. a.. a.....
Ku mencari - cari teman yang sejati
Buat menemani perjuangan suci
o.. o... a.. a....
(Lirik by Brother)

Gubrak hamper menginjak tahun ke 3.
Masih terlalu hijau. Bahkan berdiripun masih sempoyongan.
Dan rasanya baru kemarin saya menemukan ide ngisengin teman. Saya  masih ingat betul. Waktu itu hanya beberapa gelintir teman yang saya jahili. Kurang dari 10 mungkin.
Nggak ada yang special tampaknya, sebelum akhirnya gerakan ini kemudian mendapat respons dahsyat dari kawan kawan fesbuker.

Dulu…
Sempat berpikiran, jika gerakan ini massif dan terkelola rapi. Bukan tidak mungkin ia akan menjadi mesin politik yang luar biasa. Dan saya bias mengambil keuntungan dari ini semua.

Dulu…
Sempat juga berpikir,
Sekedar mencari popularitas. Nama besar dan setidaknya masuk kelas elite lah…(yang bener elite apa alit ya ?). Di minati media. Masuk TV mungkin.
Bagaimanapun ini ide unik dan belum pernah ada sebelumnya. Membangunkan ribuan orang tiap pagi lewat sms.
Beberapa teman yang sempat diskusi dengan saya tak sedikit yang mengatakan itu. Atau setidaknya memiliki harapan yang sama.

Tapi…
Seperti yang teman saya (MW Yudi)  bilang, ‘seiring perjalanan waktu, sifat manusia akan terus berubah. Makin matang, setidaknya dari dimensi spiritual’.
Dan rasanya saya sedang menuju ke arah itu (kali…).

Teman teman sungguh adalah guru yang baik buat saya. Saya nggak bisa mengambarkan dengan kalimat apapun, sebab semua serba luar biasa. Mereka adalah elemen penting yang mengantarkan saya menuju tempat yang seperti ini. Merasa nyaman, terhibur dan lebih fresh menghadapi hidup.
Sepertinya saya tak lagi membutuhkan yang lain. Ini adalah yang terindah. PERSAHABATAN.

Popularitas ?
Kedudukan ?

Hemm…
Sepertinya saya pantas mentertawakan diri sendiri jika ingat itu.
Kok, kekanak kanakan banget.
Bukankah,
Menjadi sahabat yang baik buat semua orang adalah kenikmatan tiada terkira ?
Bukankah,
Menjadi pendengar yang setia buat adik adiknya adalah keindahan yang tak tergambarkan ?
Bukankah,
Menjadi saudara, yang peduli sebelum di mintai tolong, mendengar sebelum di ‘sambati’, melihat sebelum ia hadir di depan mata, adalah surga tiada terbanding.

Rasanya…
Persetan dengan popularitas….

Persetan dengan kedudukan..
Persetan dengan pujian…

Saya hanya ingin
Bercinta…
Bercinta…
Dan
Bercinta…
Denganmu,
Kawan…

Saya seringkali membayangkan,
Dan itu selalu saja membuatku bersedih. Entah ini sekedar emosional belaka, atau mungkin sedikit lebay.
Bagaimana jika seandainya saya nggak ada.
Gimana jika Tuhan lebih cepat melambaikan tanganNya memanggilku.
Masih adakah yang menyediakan waktu untuk sekedar menyapa kawannya setiap subuh ?.
Masih adakah, kawan yang mengingatkan pada kita semua untuk tidak takut ‘nggak populer’ demi mencintai tanah airnya ?.
Masihkah kawan kawan punya semangat untuk terus membina persahabatan. Dari Sabang sampai Merauke. Dari yang elite sampai alit. Dari yang antah berantah hingga yang punya nama ?.

Yaa…
Saya belum mau mati…
Masih banyak PR yang belum terselesaikan.
Mengunjungi gubraker di Pantura, di Madura, di Lampung, di Sulawesi, di Bali dan semuanya….semuanya.
PR lain, bagaimana mempertahankan semangat admin SBS. Ini sesuatu yang tidak mudah. Bagaimanapun mereka adalah ujung tombak mata rantai yang mengaitkan antara satu dengan yang lain. Mereka  harus dijaga semangatnya, di luaskan waktunya, di berkahi rejekinya dan di kokohkan kedudukannya.
PR selanjutnya, bikin seragam.
Saya nggak tahu ini penting atau tidak. Tapi selalu saja membuat saya merasa bersalah dengan kawan kawan. Dan rasanya nggak lengkap kalau belum menyelesaikan tugas ini.
Ini adalah apresiasi luar biasa dari Gubraker. Bahwa kawan kawan sangat ingin merasa memiliki GUBRAK.



Kepada Mu teman
Teruskan perjuangan
Pengorbanan dan kesetiaan

Telah ku ungkapkan segala – galanya


Jakarta, 2 Februari 2012

Dainx Komandan Gubrak

Rabu, 21 Desember 2011

Musik Punk Lahir Sebagai Sikap Resistensi Terhadap Sistem

JAKARTA, PedomanNEWS.com - Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk pertama kali. Tapi ada sebuah catatan penting ketika sebuah grup band dari Inggris yang dalam tiap pertunjukannya selalu dihadiri anak-anak muda dengan dandanan berbeda dari yang lain. Nama band itu adalah Sex Pistols dan hit mereka yang terkenal adalah “Anarchy in U.K.” Wabah ini secara cepat menyebar ke Eropa.
Punk muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran di pinggiran kota-kota Inggris, terutama kelompok anak muda, terhadap kondisi keterpurukan ekonomi sekitar tahun 1976-1977. Kelompok remaja dan kaum muda ini merasa bahwa sistem monarkilah yang menindas mereka.
Dari sini muncul sikap resistensi terhadap sistem monarki. Kemarahan-kemarahan ini diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara berpakaian yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk mengampanyekan ide-ide mereka.
Dari Rock n’ roll ke Punk
Punk sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik rock n’ roll, aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu, rock n’ roll itu menjadi musik milik generasi muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan, sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua. Tapi saat rock mulai kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi.
Dari keresahan itulah aliran punk lahir. Tidak seperti aliran musik lainnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat ketimbang aspek teknis bermain musik. Para pencinta punk berprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang penting penampilan oke dan yang namanya unek-unek harus bisa dikeluarkan.
Dan memang, buktinya, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak memandangnya dengan remeh dia. Malah justru Sid banyak digandrungi para pencinta punk.
Pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Dan yang menjadi “biang keladinya” adalah The Beatles. Melihat trend baru itu, remaja Amerika pun sadar bahwa sebuah grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun tidak yang susah-susah.
Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Whom atau Yardbirs, yang musiknya lebih menitikberatkan pada riff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.
Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi “kencang” atau “ber-power”, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski bentuknya masih “primitif”, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat pendengar.
Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock. Grup-grup yang lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dan lain-lain. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi punk rock.
Dari Iggy hingga Ramones
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.
Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges.
Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi baru punk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, dan punk pada khususnya.
Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang avant garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.
Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris, yaitu Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.


Dari Sex Pistols hingga Green Day
Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai dengan latar belakang kehidupan masing-masing.
Di tahun 1980-an, di saat era punk di Inggris datang dan pergi, di berbagai penjuru dunia mulai muncul berbagai macam band beraliran punk dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia, misalnya, ada grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru ada The Clean. Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan dari California.
Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi mereka punk bukan sekadar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.
Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain menyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pencinta punk setempat.
Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih radikal.
Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sana muncul nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. Grup yang terakhir disebut tadi melancarkan protes keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.
New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memperkaya khazanah musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.
Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Bad Religion memiliki personelnya yang rata-rata sangat intelek. Saking inteleknya, lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika harus membuka kamus.
Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut saja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day.
Punk dan Gaya Hidup
Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup.
Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, antikemapanan, antisosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan DIY atau do it yourself. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Punk dan Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll.
Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka.
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk. Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat pemberontakannya.
Taufik H Karepesina  I  Dari Berbagai Sumber


http://pedomannews.com/lifestyle/berita-lifestyle/music-a-movie/8401-musik-punk-lahir-sebagai-sikap-resistensi-terhadap-sistem

Rancid Kecam Razia Anak Punk di Indonesia

okezone.com
Rancid (Foto: Dedica.la)
JAKARTA- Kebijakan razia anak punk yang terjadi di Aceh mendapat protes dari berbagai kalangan. Bahkan, band punk rock asal Amerika, Rancid ikut memprotes kebijakan itu.

Sikap protes itu disampaikan Rancid dalam akun Twitter resminya. Band yang digawangi Tim Armstrong, Matt Freeman, Lars Frederiksen dan Branden Steineckert itu sepertinya ikut simpati atas diskriminasi dan stigma negatif terhadap komunitas punk di Indonesia.

"We hate what's going on with our punk brothers and sisters in Indonesia. Rancid's got your back!," tulis akun Twitter Rancid yang dikutip Okezone, Sabtu (17/12/2011).

Seperti diketahui, Pemerintah Kota Aceh dan pihak kepolisian menggelar razia besar-besaran terhadap para punker di Aceh. Gaya hidup dan penampilan anak punk dianggap bertentangan dengan norma dan mengganggu penerapan syariat Islam di Aceh.(rik)
 http://celebrity.okezone.com/read/2011/12/17/33/543660/rancid-kecam-razia-anak-punk-di-indonesia

Jerinx: Tidak Menjadi Keharusan Seorang Punk Menjadi Anarkis



Tribun Jogja
Menurut Jerinx, drummer band beraliran punk rock asal Bali, Superman Is Dead (SID) arti anarki sendiri cukup luas, dan tidak harus 100% diterapkan dengan agresivitas. “Anarki tidak harus menjadi vandalis, dan apakah seorang punk harus menjadi anarki? tidak juga!” tegasnya kepada Tribun Jogja sebelum tampil di Stadion Kridosono, Yogyakarta
 
Drummer yang bernama asli Ary Astina ini berujar kalau setiap manusia berpotensi menjadi seorang anarkis. Punk sendiri juga memiliki arti yang luas, punk tidak harus berideologi garis keras. Di antaranya ada punk yang nihilis, dan hedonis. “Ada juga punk yang positivis, seperti gerakan straight edge yang anti alkohol, dan narkotika, atau yang lebih ke arah sport seperti, skate punk,” imbuhnya.
 
Menurut Jerinx punk dan anarkisme adalah sama-sama sebuah sub-kultur. Maka tidak menjadi keharusan seorang punk menjadi anarkis, dan begitu juga sebaliknya. “Tidak semua aktivis anarkis mendengarkan musik punk, bahkan mereka mendengarkan jenis musik yang lainnya,” tambah Vokalis Devildice ini
 
Mengenai posisi SID, Jerinx mengatakan kalau ia sendiri bingung posisinya berada dimana. Latar belakang mereka yang berasal dari Bali tidak mengarahkan mereka menjadi seorang anarko. “Tapi jika ditanya apakah harus melawan, ia mengatakan bahwa itu merupakan sebuah kepastian. Namun apa yang dilawannya selalu berubah-ubah. “Terkadang melawan bentuk-bentuk fasisme, dan dalam skup yang lebih kecil, kami juga melawan bentuk kapitalisme lokal seperti kasus BIP di Bali,” tegas musisi kelahiran Kuta, 10 Februari 1977 ini.
 
Bersama teman-temannya di SID, Bobbykool (vokal/gitar), dan Ekarock (bass), Jerinx kerap kali melakukan aksi turun ke jalan untuk mengritik proyek Bali International Park (BIP) di kawasan bukit, Jimbaran. Proyek di atas lahan terlantar seluas 200 hektar ini nantinya akan dijadikan fasilitas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kerjasama Asia Pasifik (APEC) tahun 2013.
 
Jerinx juga mengatakan kalau ideologi SID sedikit nihilis, “tapi kami tetap ada di sisi positivis, seperti mengadakan acara-acara pendidikan tentang ekologi, dan semacamnya,” ujarnya lalu tersenyum. (*)
 
http://jogja.tribunnews.com/2011/11/05/jerinx-tidak-menjadi-keharusan-seorang-punk-menjadi-anarkis

Apakah Sebenarnya Punk?

 
TRIBUNJOGJA.COM Seperti yang terjadi di negara lain, di Indonesia punk masih dianggap sebagai gerombolan remaja yang senantiasa membuat onar, mereka memainkan musik yang keras, cepat, dan penyanyinya berteriak-teriak tidak jelas. Dengan gaya berpakaian yang urakan, dan jauh dari kesan anak baik-baik, masyarakat awam seringkali menarik kesimpulan bahwa punk adalah segerombolan anak muda yang berperilaku kriminal. Didukung dengan hingar bingar musik dengan lirik berisi kecaman-kecaman pemberontakan mengakibatkan miringnya persepsi masyarakat mengenai punk.
 
Banyak yang menganggap bahwa punk adalah aliran musik semata. Menurut para pengusungnya, punk bukanlah aliran musik atau gaya fashion belaka, tetapi ia adalah ‘sikap’ yang lahir dari sifat memberontak terhadap ketidakpuasan yang ada di sekitar, entah itu politik, sosial, ekonomi, bahkan terhadap bentuk keteraturan yang telah mapan. Rasa tidak puas hati dan kemarahan inilah  yang diekspresikan lewat musik dan gaya berpakaian mereka.
 
Lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik mereka menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran, serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
 
Sejak awal 1970-an, musik punk sudah berkembang di Amerika, munculnya band-band seperti The Ramones, New York Dolls, MC5, Iggy Pop & The Stooges  menandai awal munculnya genre punk generasi pertama. Di era yang sama, pertumbuhan punk begitu meluas dikalangan anak-anak muda di Inggris. Kala itu para remaja di Britania mencari media bagi mereka untuk memberontak karena keadaan ekonomi yang payah. Pada masa inilah revolusi punk bermula, para punks tersebut mayoritas berasal dari remaja-remaja working class yang marah terhadap perekonomian dan sistem sosial yang menindas.
Di era tersebutlah muncul band-band seperti, The Sex Pistols, The Clash, The Damned, dan sederet nama lainnya. Kehadiran The Sex Pistols di permukaan menjadi begitu kontroversial sekali karena attitude dan keberanian mereka menentang Kerajaan Inggris.
 
Punk setelah tahun 70-an ditandai dengan kembali berpindahnya aktivitas punk dari Inggris ke Amerika. Di sanalah scene-scene punk begitu menjamur. Mesikup tidak secara keseluruhan, bentuk pemberontakan telah mengalami banyak perubahan. Pada generasi ini cukup sulit untuk melihat punk semata-mata dengan penandaan imaji seperti fashion, bahkan musik yang hingar bingar. Punk seolah-olah merubah strategi pemberontakan mereka menjadi sebuah gaya hidup tandingan.
 
Punk di generasi kedua ini memfokuskan pada isu-isu dan aktivitas independen yang lebih politis daripada generasi sebelumnya. Isu-isu seperti feminismen genderm pemberdayaan komunitas, anti rasisme, anti perang, independensi dan lain-lain merupakan isu komunal yang beredar di antara komunitas punk dalam rangka melawan informasi dari budaya arus utama.(*)
 
http://jogja.tribunnews.com/2011/11/05/apakah-sebenarnya-punk

Punk

Sekelompok pemuda Punk
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.


  Gaya hidup dan Ideologi
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

Punk di Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Punk